Ilmu Budaya Dasar (Softskil)
“Manusia dan Keindahan”

Nama : Lhusya
Afrilia
NPM : 16114049
Kelas : 1KA38
Dosen : Bpk.
Sendy Eka Nanda
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
ATA 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Manusia dan
Keindahan ini berguna dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga saya berterima kasih pada Bapak Sendy Eka Nanda selaku Dosen mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai manusia
dan keindahan itu sangat berkaitan erat. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Bekasi,19
April 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Keindahan
alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang
indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang
indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah
pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga
mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk
keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan
pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi :
keindahan
seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual. Dalam rangka
teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan
dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai
ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa
sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai
adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari
kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu
sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai
terbukti ketidakbenarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Manusia dan Keindahan
Manusia
Manusia
adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir
secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak
dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia
secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena
bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain.
Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Keindahan
Keindahan,
sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal
dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu
yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi
tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Keindahan
bersifat universal, artinya keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan,
waktu, tempat atau daerah tertentu, bersifat menyeluruh. Segala sesuatu yang
mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia
dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin,
keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang
berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”,
Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.
Dalam
arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam
arti estetik keindahan mencakup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya
dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti
terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya
keindahan itu memang merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya
beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua
benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki
itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah
kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering
disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan
(symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
Hakekat
dari Keindahan
Keindahan
adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal
kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony)
kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet
Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk
yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad
pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya
pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti
luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga
menyenangkan
2. Keindahan dalam arti
estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala
sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti
terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan
penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Keindahan identik
dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2 nilai yang
penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik
yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal.
Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik
yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari
sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan
menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni karena
manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri.
2. Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan
itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang
berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan
yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi
pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
Ada tiga hal yang nyata
ketika seseorang menyatakan bahwa sesuatu itu indah, apabila ada keutuhan
(Integrity) ada keselarasan (Harmony) serta kejelasan (Clearity) pada objek
tersebut. Ini biasanya disebut sebagai hukum keindahan
Hubungan
Manusia dan Keindahan
Manusia
dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk
dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa,
seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari
suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur
politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan
budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian
hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun
kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti
tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena
dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu,
melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha
memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia
yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut.
Keindahan
tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu
adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri
sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti
pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan
mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada
unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan
adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan
benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses
menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian
pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi,
orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang
–orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi
keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia
dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu
sendiri yang melakukan interaksi.
Pengungkapan
keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan
tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai
penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan
nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi
lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia,
martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan
mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1) Tata nilai yang telah usang
2) Kemerosotan Zaman
3) Penderitaan Manusia
4) Keagungan Tuhan
2.2
Membedakan
Antara Keindahan sebagai Suatu Kualitas Abstrak dan sebagai Sebuah Benda
Tertentu yang Indah
Keindahan sebagai
sesuatu kualitas yang abstrak dan sebagai benda tertentu yang indah
Keindahan sebagai suatu kualitas yang abstrak dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah
Keindahan sebagai suatu kualitas
yang abstrak merupakan keindahan yang tidak dapat diukur nilai keindahannya
karena keindahan yang bersifat abstrak juga bersifat relative yakni apabila
kita melihat sesuatu yang indah itu belum tentu indah untuk orang lain.
Contohnya lukisan yang beralirkan sifat abstrak tidak semua orang mengerti akan
keindahan lukisan tersebut hanya segelintir orang saja yang mengerti dari
keindahan lukisan tersebut berdasarkan intuisinya dan jiwa seni dari
masing-masing orang tersebut.
Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan
suatu bentuk dalam yang keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif
dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut
berdasarkan apa yang dipahaminya. Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak
menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat nonrealistic di mana sang
pencipta karya menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan
tidak sesuai dengan realita.
Keindahan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah merupakan keindahan yang bersifat pasti dan dapat dengan
mudah diterima oleh pandangan dari masyarakat dan mempunyai nilai yang
berbanding terbalik dengan keindahan bersifat abstrak, contohnya pemandangan
yang indah di pedesaan dan itu sudah pasti keindahannya dan apabila ada yang
menganggap itu tidak indah maka orang tersebut tidak memiliki jiwa seni dan
tidak mengerti akan arti dari keindahan.
2.3
Menyebutkan
tentang Keindahan yang Seluas-seluasnya
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari
bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato menyebut
tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan
keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Jadi, pengertian
keindahan yang seluas – luasnya meliputi : keindahan seni, alam, moral, dan
intelektual.
2.4
Menjelaskan tentang Nilai Estetik
Dalam rangka teori umum tentang
nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai
salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai
pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of
Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut
:
”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of
any object which causes it be of interest to an individual or a group”
(Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu
kelompok).
Hal
itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus
dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan
bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada
suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
2.5
Membedakan Nilai Ekstrinsik dan Nilai Intrinsik
Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat
baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
Nilai
intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat
baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi
kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan
kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik.
2.6
Menjelaskan Pengertian tentang Kontemplasi dan
Ekstansi
Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh fakta kekontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasa, dan menikmati sesuatu yang indah. apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, atau pun mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama dan film atau berupa ciptaan Tuhan, misalnya pemandangan alam, bunga warna-warni dan lain sebagainya. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kotemplasi itu adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan. Sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan menikmati keindahan karena derajat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh fakta kekontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasa, dan menikmati sesuatu yang indah. apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, atau pun mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama dan film atau berupa ciptaan Tuhan, misalnya pemandangan alam, bunga warna-warni dan lain sebagainya. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kotemplasi itu adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan. Sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan menikmati keindahan karena derajat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
2.7
Renungan
Menyebutkan teori-teori dalam
renungan
Menurut kamus besar bahasa
Indonesia renungan atau merenung artinya diam memikirkan sesuatu, termangu,
memikirkan atau mempertimbangkan dalam-dalam. Biasanya manusia akan merenung
apabila ada sesuatu atau musibah yang terjadi. Dalam merenung untuk menciptakan
seni, ada beberapa teori yakni:
• Teori pengungkapan
Menurut The Liang Gie teori pengungkapan merupakan teori yang berupa
pengalaman, maka apa yang telah dialami itu dirunungkan, lalu diungkapkan dan
hasil ungkapan itu adalah hasil seni.
• Teori metafisik
The Liang Gie menjelaskan
bahwa teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang
tertua, yakni berasal dari Plato yang karya tulisnya membahas estetik filsafat,
konsepsi keindahan, dan teori seni.
• Teori psikologis
Lebih lanjut The Liang Gie
menguraikan bahwa teori-teori metafisik dari filsuf yang bergerak di atas taraf
manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide-ide tertinggi atau kehendak
semesta umumnya tidak memuaskan karena terlampau abstrak dan spekulatif. Hal
tersebut mendorong sebagian ahli estetika dalam abad modern untuk menelaah teori-teori
seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptaannya dengan
mempergunkan metode-metode psikologis. Misalnya, berdasarkan psikoanalistis
ditemukan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan bahwa sadar
seorang seniman, sedangkan karya seni merupakan bentuk terselubung atau
perluasan yang diwujudkan dari keinginan itu.
2.8
Menyebutkan Teori-Teori dalam Keserasian
Keserasian merupakan
keharmonisan,kesepadanan, keselarasan, kita perlu mengukuhkan semangat untuk
menciptakannya, jadi keserasian kecocokan, kena benar, dan sesuai benar. Kata
cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan
seimbang. Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi pada suatu benda
dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Pengertian keserasian adalah cocok dalam segala
hal:
- Menurut The Liang Gie ada 2 Teori dalam
menciptakan seni antara lain :
Teori Objektif ( Plato, Hegel, Bernard Bocanguat
)
Teori Subyektif ( Henry Home, Earlof Shaffesbury,
Edmund Burke )
Salah satu persoalan pokok
dari teori keindaha adalah mengenai sifat dasar dari keindahan . apakah
keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam
pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut
lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori ogjektif dan subjektif.
Teori Objectif berpendapat
bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetika adalah sifat
(kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas
dari orang yang mengamatinya. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus
manakah yang memnuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai
estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah
perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain
menyatakan bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhnya asas-asas
tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda. Pendukung teori objectif adalah
Plato dan Hegel.
Teori Subjectif menyatakan
bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada
hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Adanya keindahan
semata-mata tergantung pada penerapan dan si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan
bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa
seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan
terhadap benda indah itu. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry
dan Edmund Burke.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah kita mempelajari dan
mengkaji Hubungan Manusia dan Keindahan dalam Ilmu Budaya Dasar, maka kami
dapat memberikan sebuah analisa yang kami susun
berdasarkan pemahaman dari materi metode dalam Ilmu Budaya Dasar.
Keindahan identik dengan
kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebeenaran adalah keindahan.
Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak mempunyai
keindahan. Adapun manusia juga mempunyai fitrah kesenangan terhadap keindahan
dan kecenderungan terhadap sesuatu yang indah, sehingga hubungan keindahan dan
manusia tak dapat dipisahkan.
Hubungan manusia dan keindahan
sangatlah erat, kerena rasa suka akan keindahan sudah menjadi fitrah dalam diri
manusia. Meskipun dalam pribadi seseorang tidak dapat melakukan dan menerapkan
rasa keindahan pada hakikatnya seseorang tersebut tetap menyukai akan
keindahan.
Banyak cara yang dilakukan oleh
manusia itu sendiri dalam mencari
keindahan. Orang yang suka terhadap seni maka dia akan menemukan
keindahan tersebut dalam kesenian yang digelutinya dan banyak juga cara yang
lainnya untuk mencari keindahan yaitu dengan merenungkan suatu hal, dimana
dengan perenungan tersebut akan ditemukan rasa dan nilai keindahan yang
diinginkan.
1. Berikut
ini adalah nilai yang penting dalam keindahan :
a. Nilai
moral dan budaya
b.
Intrinsik dan ekstrinsik
c. Nilai
hukum dan etika
d. Nilai
baik dan buruk
2. Beikut
ini adalah alasan manusia mnciptakan keindahan, kecuali :
a. Tata
nilai yang telah using
b. Penderitaan
Manusia
c. Keagungan
Tuhan
d.
Keimanan
3. Dibawah
ini adalah teori-teori renungan, kecuali :
a.
Teori Keagamaan
b. Teori
pengungkapan
c. Teori
psikologis
d. Teori
metafisik
4. Apa
yang dimaksud kontemplasi?
a.
Dasar dalam diri manusia
untuk menciptakan sesuatu yang indah.
b. Dasar
dalam diri manusia untuk menciptakan apa yang kita inginkan.
c. Mengenai
sifat dasar dari keindahan.
d. Mengenai
sifat manusia serta keindahan.
5. Aps
yang dimaksud dengan keindahan bersifat universal?
a. Keindahan
hanya untuk perseorangan.
b.
Keindahan yang tak
terikat oleh selera perorangan.
c. Keindahan
yang terikat dengan waktu.
d. Keindahan
yang terikat dengan tempat atau daerah tertentu.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar