ILMU
BUDAYA DASAR
“Manusia
dan Harapan”

NAMA : LHUSYA AFRILIA
NPM : 16114049
KELAS : 1 KA 38
DOSEN : Bpk. SENDI EKA
NANDA
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2014 / 2015
I.
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah. Makalah ini membahas “Manusia dan Harapan”
Dalam penyusunan makalah ini,saya banyak mendapat tantangan
dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Terutama dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar Bpk. Sendy Eka Nanda
yang telah membina saya.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Bekasi, 2 Juni 2015
Penyusun
II.
PENDAHULUAN
Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu
terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah
manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu
yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau
dalam spektrum sederhana, harapan merupakan ciptaan yang kita buat sebagai
sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi
dan tujuan.
Maka
bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan
bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha.
Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa,
atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan
dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan.
Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita
punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai
perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita
maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita
dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan.
III.
PEMBAHASAN
3.1
Pengertian Harapan
Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu
terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai
menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap
manusia dan harapan agar dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepada diri
sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Contoh
:
Irvan
seorang mahasiswa universitas terbuka, dia belajar sangat rajin dengan harapan
pada saat nantinya sewaktu ujian semester dia memperoleh nilai A.
Menurut
kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan, yaitu dorongan kodrat serta
dorongan kebutuhan hidup. Terkait dengan kebutuhan manusia tersebut, Abraham
Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima
macam atau disebut juga lima
harapan manusia, yaitu :
1) Harapan untuk memperoleh kelangsungan
hidup
2) Harapan untuk memperoleh
keamanan
3) Hak untuk mencintai dan
dicintai
4) Harapan diterima lingkungan
5) Harapan memperoleh
perwujudan cita-cita
Dalam
mencukupi kebutuhan kodrat mau pun kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain.
3.2 Apa Sebab Manusia Mempunyai
Harapan
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau
sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi
hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang
baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup
berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup.
Dorongan
kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis,
bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya.
Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan
kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis
itu ialah :
a)
Kelangsungan hidup (survival)
b)
Keamanan (safety)
c) Hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)
Diakui linkungan (status)
e)
Perwujudan cita – cita (self actualization)
3.3
Pengertian Doa
Doa adalah permohonan yang diajukan oleh manusia kepada yang ilahi (Tuhan)
- 2 Tawarikh 7:14 – doa adalah suatu penyembahan penuh kerendahan hati di mana kita mencari Allah dengan segenap hati kita.
- 1 Samuel 14:36-45; 2 Samuel 5:17-19 – doa adalah permohonan kepada Allah agar Ia memimpin dan membimbing perjalanan hidup kita.
- Markus 1:35 – doa adalah suatu hubungan intim dengan Bapa Sorgawi kita yang mengasihi kita dan menjadi sumber pertolongan kita.
- Matius 6:5-13 – Doa Bapa Kami merupakan teladan doa tertinggi bagi kita di mana Yesus mengajarkan bahwa doa adalah suatu hubungan intim dengan Bapa yang mengandung ketergantungan penuh akan kebutuhan sehari-hari, komitmen ketaatan dan pengampunan dosa.
Menurut
bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan
menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan
memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.1
Adapun
lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan
janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi
madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu
termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti
pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan
mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al
Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah
berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu
dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan,
apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman:
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat
yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah:
Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga
jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari
kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam
Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy
berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada
selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." 2
Adapun perbedaan antara kedua macam
do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah:
Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu
yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada
Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada
selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya.
Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat.
Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada
selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti
meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan
barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do'a
Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah
balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah
misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk
mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
3.4
Kepercayaan
Kepercayaan
adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting
bagi manusia. Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan, manusia
selalu berhati-hati agar mereka
tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar jika mereka
menyimpang dari kebenaran dalam
hal-hal tersebut, dapat mencemarkan namanya. Kebenaran atau benar
merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu
berusaha mencari, mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.
3.5
Kepercayaan dan Usaha untuk Meningkatkannnya
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan
pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya
kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap
kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap
kebenarannya. Ada
ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang
berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain,
apalagi membuat janji kepada orang lain.
• Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan
pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir,
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan
memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan
sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama
pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan,
sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan
bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat
adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah
negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti
hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang
ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara
totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan
tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator). Jelaslah
bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah
kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
• Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena
merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.
Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan
kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya
kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan
dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu
menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi
yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat
beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha
Meningkatkan Percaya pada Tuhan
Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan ketaqwaan kita dengan
jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan pengabdian kita
kepada masyarakat.
• Meningkatkan kecintaan kita kepada
sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan
sebagainya.
• mengurangi nafsu mengumpulkan harta
yang berlebihan.
• menekan perasaan negatif seperti
iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Setiap
manusia memiliki harapan. Harapan tersebut tergantung dari kondisinya (bisa
kondisi ekonomi, tingkat pendidikan). Untuk mencapai harapan tersebut, manusia
harus berusaha secara sungguh-sungguh, yaitu dengan berdoa dan berusaha, karena
doa dan usaha merupakan sarana untuk mencapai harapan.
Jadi
Kesimpulannya adalah Manusia harus memiliki harapan dan optimis untuk meraih
tujuan yang kita cita-citakan tapi kita juga harus berusaha dengan keras untuk
mecapai hal tersebut dan disertai dengan doa tentunya.
V.
SOAL
- Ada 5 macam harapan
yang benar menurut Abraham Maslow, kecuali:
a. Harapan untuk memperoleh Kelangsungan Hidup
b. Harapan untuk memperoleh Keamanan
c. Harapan untuk hidup dibenci
d. Harapan untuk mencintai dan dicintai - Apa
yang dimaksud dengan Dorongan Kodrat?
a. sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan
b. sifat yang sudah ada dalam diri karena kita bangun sendiri sifat tersebut
c. sifat yang terbentuk karena faktor lingkungan
d. sifat yang sengaja dibuat oleh diri sendiri demi kebutuhan hidup - Apa
yang dimaksud dengan Doa?
a. permohonan yang ditujukan serta kita minta terhadap berhala/patung
b. permohonan yang diajukan oleh manusia kepada yang ilahi (Tuhan)
c. segala keinginan yang ingin dicapai
d. hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan - Apa
yang dimaksud dengan Kepercayaan?
a. hal-hal yang berhubungan dengan diri kita dengan orang lain
b. hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan dalam diri kita
c. hal-hal yang berhubungan dengan kemungkaran
d. hal-hal yang kita butuhkan - Berikut
ini adalah usah-usaha kita dalam meningkatkan Kepercayaan kita kepada
Tuhan, kecuali:
a. Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
b. Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
c. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
d. Bekerja siang dan malam tetapi tidak ingat Tuhan
VI.
DAFTAR PUSTAKA
http://febyrendraf.blogspot.com/2015/02/manusia-dan-harapan-tugas-ibd_8.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar