Rabu, 03 Juni 2015

manusia dan harapan - LhusyaAfrilia

ILMU BUDAYA DASAR
“Manusia dan Harapan”
  
 
NAMA        :         LHUSYA AFRILIA
NPM           :         16114049
KELAS       :         1 KA 38
DOSEN      :         Bpk. SENDI EKA NANDA
 
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2014 / 2015

I.                  KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah. Makalah ini membahas “Manusia dan Harapan”
Dalam penyusunan makalah ini,saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Terutama dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar Bpk. Sendy Eka Nanda yang telah membina saya.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
                                    
Bekasi, 2 Juni 2015

Penyusun






II.               PENDAHULUAN
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan ciptaan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan.

III.           PEMBAHASAN

3.1   Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh :
Irvan seorang mahasiswa universitas terbuka, dia belajar sangat rajin dengan harapan pada saat nantinya sewaktu ujian semester dia memperoleh nilai A.

Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan, yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup. Terkait dengan kebutuhan manusia tersebut, Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam atau disebut juga lima harapan manusia, yaitu :
1)      Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2)      Harapan untuk memperoleh keamanan
3)      Hak untuk mencintai dan dicintai
4)      Harapan diterima lingkungan
5)      Harapan memperoleh perwujudan cita-cita

Dalam mencukupi kebutuhan kodrat mau pun kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain.

3.2   Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a)      Kelangsungan hidup (survival)
b)      Keamanan (safety)
c)      Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)      Diakui linkungan (status)
e)      Perwujudan cita – cita (self actualization)

3.3   Pengertian Doa
Doa adalah permohonan yang diajukan oleh manusia kepada yang ilahi (Tuhan)

  • 2 Tawarikh 7:14 – doa adalah suatu penyembahan penuh kerendahan hati di mana kita mencari Allah dengan segenap hati kita.
  • 1 Samuel 14:36-45; 2 Samuel 5:17-19 – doa adalah permohonan kepada Allah agar Ia memimpin dan membimbing perjalanan hidup kita.
  • Markus 1:35 – doa adalah suatu hubungan intim dengan Bapa Sorgawi kita yang mengasihi kita dan menjadi sumber pertolongan kita.
  • Matius 6:5-13 – Doa Bapa Kami merupakan teladan doa tertinggi bagi kita di mana Yesus mengajarkan bahwa doa adalah suatu hubungan intim dengan Bapa yang mengandung ketergantungan penuh akan kebutuhan sehari-hari, komitmen ketaatan dan pengampunan dosa.
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.1
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." 2
Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
3.4   Kepercayaan
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan, manusia 
selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar jika mereka 
menyimpang dari kebenaran dalam hal-hal tersebut, dapat mencemarkan namanya. Kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari, mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.

3.5   Kepercayaan dan Usaha untuk Meningkatkannnya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator). Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan
Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
• Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka    menolong, dermawan, dan sebagainya.
• mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
• menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.


IV.           PENUTUP
Kesimpulan
Setiap manusia memiliki harapan. Harapan tersebut tergantung dari kondisinya (bisa kondisi ekonomi, tingkat pendidikan). Untuk mencapai harapan tersebut, manusia harus berusaha secara sungguh-sungguh, yaitu dengan berdoa dan berusaha, karena doa dan usaha merupakan sarana untuk mencapai harapan.
Jadi Kesimpulannya adalah Manusia harus memiliki harapan dan optimis untuk meraih tujuan yang kita cita-citakan tapi kita juga harus berusaha dengan keras untuk mecapai hal tersebut dan disertai dengan doa tentunya.


V.              SOAL
  1. Ada 5 macam harapan yang benar menurut Abraham Maslow, kecuali:
    a. Harapan untuk memperoleh Kelangsungan Hidup
    b. Harapan untuk memperoleh Keamanan
    c. Harapan untuk hidup dibenci
    d. Harapan untuk mencintai dan dicintai
  2. Apa yang dimaksud dengan Dorongan Kodrat?
    a.
    sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan
    b. sifat yang sudah ada dalam diri karena kita bangun sendiri sifat tersebut
    c. sifat yang terbentuk karena faktor lingkungan
    d. sifat yang sengaja dibuat oleh diri sendiri demi kebutuhan hidup
  3. Apa yang dimaksud dengan Doa?
    a. permohonan yang ditujukan serta kita minta terhadap berhala/patung
    b.
    permohonan yang diajukan oleh manusia kepada yang ilahi (Tuhan)
    c. segala keinginan yang ingin dicapai
    d. hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan
  4. Apa yang dimaksud dengan Kepercayaan?
    a. hal-hal yang berhubungan dengan diri kita dengan orang lain
    b. hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan dalam diri kita
    c. hal-hal yang berhubungan dengan kemungkaran
    d. hal-hal yang kita butuhkan
  5. Berikut ini adalah usah-usaha kita dalam meningkatkan Kepercayaan kita kepada Tuhan, kecuali:
    a.
    Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
    b. Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
    c. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
    d. Bekerja siang dan malam tetapi tidak ingat Tuhan

VI.           DAFTAR PUSTAKA
http://febyrendraf.blogspot.com/2015/02/manusia-dan-harapan-tugas-ibd_8.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar